Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta
didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan
bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat
memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi
untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan
kompetitif.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika dalam dokumen
ini disusun sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan
tersebut di atas. Selain itu di maksudkan pula untuk mengembangkan
kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan
mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel,
diagram, dan media lain.
Salah satu materi matematika yang diajarkan di Kelas VII SMP
adalah materi Aritmetika Sosial. Adapun pertimbangan yang dijadikan
dasar dipilihnya materi tersebut sebagai materi yang disusun oleh
penulis adalah:
1. berdasarkan hasil diskusi dengan beberapa orang mahasiswa
FKIP dan guru matematika diperoleh informasi bahwa materi Aritmetika
Sosial masih merupakan materi yang agak sulit dipahami oleh siswa,
2. banyak permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang terkait dengan materi ini,
Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran
matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah
terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai cara
penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu di
kembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model matematika,
menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya.
Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya di mulai
dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual
problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara
bertahap di bimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk
meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah di harapkan menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau
media lainnya.
Salah satu cara yang baik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar
siswa adalah dengan melakukan wawancara dengan siswa. Cara ini
memerlukan waktu panjang, apalagi jika siswanya banyak. Untuk dapat
menerjemahkan, memahami, merencanakan, dan menyelesaikan masalah yaitu
dengan strategi two tier multiple choice items. Prosedur penyusunan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi
2. Mengembangkan peta konsep
a) Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika di SMP
1. Faktor Sosial
Ilmu yang mengkaji tentang kemasyarakatan yang menjadi objek kajian
ilmu-ilmu sosial dapat di lihat sebagai sesuatu yang terdiri atas
berbagai segi.
Misalnya Hubungan Orang Tua dan anak, dan tingkat kepedulian orang
tua tentang masalah belajarnya di sekolah merupakan faktor yang dapat
memberikan kemudahan, atau sebaliknya menjadi faktor kendala bahkan
menambah kesulitan siswa. Termasuk dapat meberikan kemudahan antara
lain: kasih sayang, pengertian, dan perhatian ataupun kepedulian
misalnya menyertai anaknya belajar, dan tersedianya tempat belajar yang
kondusif. Disamping itu ekonomipun merupakan faktor, baik postif maupun
negatif. Siswa yang mengalami masalah sosial dirumahnya biasanya dari
kalangan keluarga yang kurang menaruh perhatian pada perkembangan
anaknya. Hal ini mungkin akibat dari kepedulian yang rendah terhadap
belajar anak / siswa. Permasalahan tersebut dapat terjadi baik dari
kalangan yang ekonominya sudah mapan maupun ekonominya masih lemah.
Faktor sosial di dalam dan di luar kelas dalam lingkungan sekolah juga
berpengaruh terhadap kelancaran atau kesulitan belajar siswa. Siswa yang
kurang dapat bergaul atau menyesuaikan dengan situasi kelas oleh
berbagai sebab yang menyebabkan ia merasa terpencil, terhina atau
senantiasa menjadi bahan ejekan atau olokan merupakan faktor penghambat,
meskipun bagi sebagian siswa yang biasa mengatasi masalah hal itu dapat
digunakan sebagai pemacu untuk menunjukkan eksistensinya.
2. Faktor Emosional Siswa
Faktor emosional siswa yang sering gagal dalam Matematika lebih
mudah berpikir tidak rasional, takut,cemas,benci pada matematika. Jika
demikian maka hambatan itu dapat melekat pada diri anak atau siswa.
Masalah siswa yang termasuk dalam faktor emosional dapat disebabkan oleh
:
1. Obat-obatan tertentu, seperti obat penenang, ekstansi, dan obat lainnya yang sejenis.
2. Kurang Tidur.
3. Diet yang tidak tepat.
4. Hubungan yang renggang dengan teman terdekat.
5. Masalah tekanan dari situasi keluarganya di rumah.
Menurut Cooney dkk menyatakan bahwa siswa yang megkonsumsi pil
ekstasi kemalasanya naik luar biasa, terkadang menunjukan perbuatan yang
tidak rasional, depresi, tidak sadar (collapse) atau sebaliknya tertawa
sendiri. Dalam berpenampilan berubah secara tiba- tiba, kesehatan
menurun. Akibatnya siswa akan kurang menaruh perhatian terhadap
pelajaran, atau mudah mengalami depresi mental, emosional, kurang ada
minat membaca buku maupun menyelesaikan pekerjaan rumah serta daya ingta
menurun. Penanganan kesulitan belajar oleh hal demikian sebaiknya
dilakukan oleh orang yang memiliki kompetensi, baik psikologis, medis,
maupun agamis.
3. Faktor Intelektual
Siswa yang mengalami kesulitan belajar disebabkan oleh faktor
intelektual, umumnya kurang berhasil dalam menguasai konsep, prinsip,
atau algoritma, walaupun telah berusaha mempelajarinya. Siswa yang
mengalami kesulitan mengabstraksi, mengeneralisasi, berpikir deduktif
dan mengingat konsep-konsep maupun prinsip-prinsip biasanya akan selalu
merasa bahwa matematika itu sulit. Siswa demikian biasanya juga
mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah terapan atau soal cerita.
Ada juga siswa yang kesulitannya terbatas dalam materi tertentu, tetapi
merasa mudah dalam materi lain berbagai kemungkinan mengenai hal ini
akan di bahas pada bab lain.
4. Faktor Pedagogis
Diantara penyebab kesulitan belajar siswa yang sering di jumpai
adalah faktor kurang tepatnya guru mengelola pembelajaran dan menerapkan
metodologi. Misalnya guru masih kurang memperhatikan kemampuan awal
yang di miliki siswa, guru langsung masuk ke materi baru. Ketika
terbentur kesulitan siswa dalam peemahaman, guru mengulang pengetahuan
dasar yang diperlukan. Kemudian melanjutkan lagi materi baru yang
pembelajarannya terpenggal. Jika ini berlangsung dan bahkan tidak hanya
sekali dalam suatu tatap muka, maka akan muncul tercapainya suatu
kompetensi. Kejadian yang di alami siswa dan sering muncul menurut guru
adalah ketika dijelaskan mengerti, ketika mengajarkan sendiri tidak
bisa. Kesulitan itu dapat terjadi karena guru kurang memberikan latihan
yang cukup di kelas dan memberikan bantuan kepada yang memerlukan,
meskipun sudah berusaha keras menjelaskan materinya. Hal ini terjadi
karena guru belum menerapkan hakekat belajar matematika, yaitu bahwa
belajar matematika hakekatnya berfikir dan mengerjakan matematika.
Berfikir ketika mendengarkan penjelasan guru, mempunyai implikasi tanya
jawab merupakan salah satu bagian penting dalam belajar matematika.
Dengan tanya jawab ini proses diagnosis telah diawali. Ini berarti
diagnostic teaching, pembelajaran dengan senantiasa sambil mengatasi
kesulitan siswa telah dilaksanakan dan hal ini yang dianjurkan cara guru
memilih metode. Pendekatan dan strategi dalam pembelajaran akan
berpengaruh terhadap kemudahan atau kesulitan siswa dalam belajar. Jika
demikian maka guru perlu introspeksi pada sistem pembelajaran yang
dijalankannya.
Kesulitan siswa dalam memahami konsep terkait dengan:
Ø Ketidakmampuan memberikan nama singkat atau nama teknis.
Ø Ketidakmampuan menyatakan arti istilah pada konsep.
Ø Ketidakmampuan untuk mengingat
Ø Ketidakmampuan memberikan contoh konsep.
Ø Kesalahan klasifikasi
Ø Ketidakmampuan menerima Ketidakmampuan dan memahami informasi dari konsep.
Secara umum langkah mengatasi kesulitan dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut :
a. Guru dan siswa harus menyadari adanya kesulitan yang dialami siswa
b. Guru dan siswa harus berusaha mengidentifikasi konsep atau prinsip yang sulit dipahami siswa.
c. Guru dan siswa perlu mencoba mengidentifikasi penyebab kesulitan belajar yang dialami siswa.
d. Guru perlu memberikan bantuan kepada siswa dalam mengembangkan prosedur untuk memecahkan kesulitan siswa.
e. Siswa dengan bantuan guru harus melaksanakan tugas-tugas
atau berusaha memperhatikan apa yang dijelaskan guru dan aktif
memberikan umpan balik pada bagian mana siswa masih mengalami kesulitan.
f. Guru perlu selalu mengefaluasi keberhasilan siswa dalam
mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa serta selalu mengevaluasi
prosedur pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar